Monday, May 16, 2011

You are the Unexpected Person


"Rejection doesn't hurt. Expectation does."

Untuk menghabiskan waktu saat akhir pekan, biasanya saya mampir ke pusat perbelanjaan yang banyak tersebar di Jakarta Raya, ini yang sering disebut dengan mall. Dalam keramaian mall ada yang menarik perhatian saya. Senyum-senyum penuh ketulusan yang tak pernah henti mengembang saat menawarkan aplikasi kartu kredit. Entah berapa orang yang telah mereka tawari untuk mengisi aplikasi tersebut. Mungkin ratusan atau bahkan ribuan orang. 

Satu hari dengan iseng saya mencoba untuk berjalan beberapa kali melewati stand aplikasi tersebut. Saat itu, kurang lebihnya 5 kali saya bolak-balik. Begitu terkejutnya saya saat senyum-senyum penuh ketulusan itu tetap mengembang ke arah saya dan dengan semangat yang sama mereka tetap menawari saya untuk melakukan aplikasi produk kartu kredit mereka.

Entah apa yang saya rasakan saat itu. Yang pasti, dada saya tiba-tiba berdegup tak henti, seakan menampar hati ini..

Jelas dalam ingatan saya, setiap tahun baru dengan berbagai pesta perayaannya, saya pun selalu menuliskan resolusi yang ingin saya gapai dalam waktu satu tahun ke depan. Memang, saya bukanlah orang yang masuk dalam golongan Result Oriented. Kalau boleh mengelompokkan diri, saya lebih senang berada dalam kelompok Process Oriented, di mana proses dalam setiap pencapaian menjadi terasa lebih bermakna ketimbang pencapaian itu sendiri. Banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai orang yang masuk dalam golongan ini. Saya harus siap menerima setiap kejutan yang ada saat proses berlangsung. Kejutan berupa kegagalan atau keberhasilan dalam sebuah proses pencapaian.

”Apakah saya masih bisa tersenyum dengan tulus dan dengan semangat yang sama tetap berdiri tegak menghadapi kegagalan dalam sebuah proses pencapaian?”

Terkadang dalam proses pencapaian bukanlah kegagalan yang kita takutkan. Kita lebih khawatir bahwa proses yang terjadi tidak sesuai dengan yang apa kita harapkan. Padahal sadar atau tidak, kegagalan adalah sebuah hal wajar terjadi. Kegagalan mengingatkan kita untuk melihat kembali seberapa besar usaha kita. Kegagalan mengingatkan kita kembali untuk berserah Kepada-Nya yang selalu ada saat kita gembira, sedih, galau, berhasil, atau dalam keadaan terpuruk sekalipun.

Masalahnya adalah, bagaimana sikap kita dalam menggapai sebuah ekspektasi? Apakah kita lebih suka mengejarnya dengan sekuat tenaga, memastikan semua tahap dari proses pencapaian berhasil dijalankan? Ataukah menjalani semua dengan penuh ketulusan. Meyakini bahwa akan berhasil mendapatkan hasil yang terbaik dari proses yang dijalani. Baik atau buruk proses yang dijalani, toh itu hanyalah tahap dalam pencapaian yang menjadikan kita lebih baik lagi dari hari ke hari...

No comments: