Thursday, January 26, 2012

Macet di Otak, Macet juga di Hati

Mencari foto-foto atau pun gambar menarik di halaman google merupakan sebuah aktivitas yang menarik untuk saya. Ada sebuah hal menarik saat menemukan gambar-gambar unik di halaman ini. Namun, yang terkadang menjadi menarik ada beberapa gambar sederhana yang banyak memuat makna. Salah satu gambar favorit saya adalah sebuah gambar tentang kemacetan jalan raya yang sebelumnya sudah pernah saya posting dalam blog ini. Lihat : 'Traffic of Life' , August 25th 2011
















Sebenarnya, saat ingin melakukan posting akan gambar ini, banyak hal yang ingin saya tuliskan sebagai narasi gambar tersebut. Namun, beberapa kali mencoba menuangkannya dalam sebuah tulisan, selalu saja terserang block writing.

Beberapa waktu lalu saat mengalami masalah hati, sengaja saya melihat kembali tulisan-tulisan serta gambar yang pernah saya posting ke dalam halaman blog pribadi ini. Saat kembali melihat gambar ini, entah mengapa gambar ini terus muncul dalam benak saya dan terus terngiang. Antara tersindir dan tertampar hati saya melihatnya kembali. Namun, coba saya abaikan saja perasaan itu.

Keesokan harinya, di dalam kemacetan pagi hari ini berlokasi di sebuah angkutan umum, sebuah refleksi akan gambar ini seakan kembali menampar hati saya. Saat berada di tengah kemacetan jalan tak berujung ada rasa kesal. Mungkin kesal karena perjalanan kita menjadi lebih lama sampai dari biasanya. Kesal karena banyak waktu terbuang. Dan lebih kesal lagi, ketika ternyata tidak ada kecelakaan ataupun perbaikan jalan yang menyebabkan terjadinya kemacetan. Selain itu, belum lagi kesal karena lalu lintas yang makin semrawut akibat ulah banyak pengendera yang menyalip dari kanan ataupun kiri kendaraan. Belum lagi suasana di dalam angkutan umum yang penuh dengan asap kendaraan dan juga hawa panas. Dalam keadaan seperti ini ada rasa iri dengan para pengguna kendaraan pribadi yang seakan terlihat lebih nyaman di dalam kendaraan mereka. Namun, seandainya ada kesempatan untuk saya pindah ke kendaraan lain yang lebih nyaman, apakah saya yakin dapat menghindari kemacetan yang ada?

Toh, pindah ke dalam kendaraan yang lain tidak membuat kita lebih cepat sampai ke tujuan kita. Masalah nyaman dan tidak nyaman kan tergantung persepi setiap orang. Dan perasaan nyaman dan tidak nyaman tergantung bagaimana kita bisa menikmati suasana. Bisa dengan tidur sejenak bila memang masih mengantuk, mendengarkan mp3, baca buku, sambil ngobrol bila sedang bersama teman, atau berdoa mendekatkan diri sama Tuhan (woooww, tumben pikiran saya lagi lempeng).

Dan sebuah kesimpulan muncul dalam benak saya (maaf bila terlalu naive, saya pun sedang belajar untuk mencapai ini). Kemacetan adalah sekedar situasi gak menyenangkan dalam perjalanan kita. Namun untuk sampai ke tujuan kemacetan itu harus dilalui kan? Seperti hidup, saat terjadi banyak masalah dan membuatnya seakan tidak ada harapan. Kita harus tetap setia dan tekun menjalaninya. Karena walaupun perlahan, semua itu akan membawa kita sampai ke tujuan.

Sebuah kalimat gak berperasaan menampar hati saya saat menuliskan posting ini :
”Bila sudah tau dalam hidup dan cinta itu selalu muncul masalah. Mengapa kita terus menggerutu atau memilih untuk menyerah. Just Enjoy it  with smile. Because life would give you smile back”