Saturday, July 16, 2011

With You..

Love the way you smile at me
Love the way you respect to me
Love the way you hold my hand
Love the way you kiss me
Just love the way you are
Hope we go together, forever..
Because, I just wanna grow old with you..

The Love that Fall in front of Me


“Berjuta rasa-rasa yang tak mampu di ungkapkan kata-kata”


Pernah tau rasanya speechless? Atau rasa bingung akibat otak ini tiba-tiba beku dan berakibat bloon sesaat?

Saat itu..
Dalam sebuah kotak beroda berwarna biru.. Tempat yang sama di mana aku dan kamu banyak berbagi canda dan tawa. Entah mengapa, akibat sebuah pertanyaan sederhana yang kamu lontarkan, mampu membuat rasa yang luar biasa campur aduknya. Mengakibatkan seakan terkena serangan jantung, akibat degupnya berjalan terlalu cepat mendetak dada ini. Seketika terasa seperti anak sekolah dasar yang baru belajar sedikit kosakata. Sebuah pertanyaan sederhana itu terasa bagai sebuah pertanyaan luar biasa dalam sebuah sidang tesis yang harus dijelaskan dengan puluhan kata hipotesa, padahal yang ditunggu jawabannya hanyalah ’Ya’ atau ’Tidak’.

Padahal, saat pertama kali kamu genggam tangan ku saat berjalan bersama, sudah kusiapkan jawaban dan mental hati ini. Berbagai jawaban puitis andaikata pertanyaan itu terlontar. Tapi pada prakteknya rasa kejut itu begitu hebat dan mampu membuatku sangat bodoh. Rasanya kaku luar biasa. Semua kata hilang tak berjejak. Dan yang terlontar hanya sebuah kalimat, ’Iya, aku sayang kamu..’

Mengenang 6 Juli 2011


Tentang Lelaki

“Your decision determine who you are”


Dalam sebuah pembicaraan yang tak cukup singkat, berikut ini beberapa petikan singkatnya :

‘Kamu kan anak psikologi yah, pasti sudah khatam yah berbagai karakteristik manusia. Kalau dari yang loe tau, karakter cowok tuh kayak apa?’

‘Hmmm.. Cowok yaa.. Dari sharing temen-temen cowok yah mereka kebanyakan tuh suka olah raga, musik, petualangan,  egosi nya tinggi.. Makanya gak pacaran sesama laki, karena sama2 egois..hehehe’

‘Terus.. apa lagi?’

‘Hmm.. Otak kecil kalian dominan banget. Maksudnya porsi aktivitas seksual nya tinggi, kadang dominan banget. Hmmm.. Apa lagi yaaa.. kayaknya udahan deh gitu.’

’Hmmm.. loe lupa satu hal. Laki-laki tuh punya 2 kategori. Kalau gak bajingan.. yah homo.’

’Hmmm.. gitu yaahh.. Cowok cuma 2 kategori. Are you sure?’

‘Yup. I’m sure.’

‘Terus, kalo gitu loe masuk kategori mana? Loe suka sama laki or homo maksudnya?’

Seketika lawan bicara saya pun terdiam.. Mungkin kaget.. tumben banget saya mengeluarkan pertanyaan yang menyudutkan seperti ini.. Padahal pertanyaan saya cuma sekedar pertanyaan logika sederhana untuk memastikan di golongan manakah lawan bicara saya ini berada. Bajingan atau Homo?

Pembicaraan pun berlanjut.......

‘Kalau menurut gue yah.. laki-laki itu ada 3 kategori’

’Wooww.. Ada 3? Apa tuh?’

’Bajingan. Homo, dan Family Man.  Untuk kategori terakhir, hasil pengalaman gue liat dari bokap gue. Dia sayang keluarga, bertanggung jawab, gak pernah bikin kita sedíh kayak laki-laki bajingan di luar sana. Pun bokap gue gak pernah punya sejarah suka sama laki.’

‘Woww..  Surprising answer yaaa.. Elo emang selalu berpikir out of the box. I just like the way you are thinking. Amused. Padahal 2 kategori tadi kan dibuat sama cewe kebanyakan. Isn’t it?’

‘Mungkin 2 kategori tadi di buat sama cewe-cewe desperado karena kecewa luar biasa sama yang namanya laki. Gue pernah merasa kecewa dengan beberapa laki-laki. But I still believe that so many good guys out there for me. Kalo loe sendiri masuk golongan mana? Terdaftar dalam golongan familiy man kah?

Dan sekali lagi lawan bicara saya ini diam tanpa kata. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir nya. Hanya ada sebuah gelengan lemah dan sebuah senyum simpul yang mengisyaratkan sebuah pilihan atas hidupnya.

Setiap manusia memang memiliki pilihan bebas akan hidup. Entah pilihan itu dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, tetap saja akhirnya pilihan terakhir ada di tangan manusia itu sendiri. Berdasarkan hal ini lah, akhirnya saya memutuskan untuk tidak berusaha lebih lanjut untuk mendapatkan jawaban dari lawan bicara saya ini. Pun bila jawaban itu terlontar, tentunya bukan sebuah jawaban yang saya harapkan.

Sampai dengan akhir dialog kami, ketulusan tetap ada dalam hati saya. Ketulusan untuk menjadi seorang sahabat terbaik untuk dia. Karena sebenarnya yang dia butuhkan hanyalah seorang sahabat yang bisa memahami dengan sebuah ketulusan. Agar luka hati yang teramat dalam yang mungkin pernah dirasakan sirna. Agar dia sadar bahwa di dunia ini masih banyak ketulusan sebagai sebuah hal berharga yang patut dilestarikan. Sembari dalam hati, saya memberikan tanda bahwa orang seperti ini perlu dimasukan dalam kotak khusus agar hidupnya tidak mengkontaminasi hati dan pikiran saya.


Saturday, July 02, 2011

Antara Aku dan Dia

Saat tergenggam, jantung ini terasa berhenti sejenak
Seakan ikut merasa..
Bibirpun tak mampu berkata
Telinga tak sanggup mengindra
Udara terasa hampa
Hanya ada ruang kosong antara aku dan dia