Monday, July 29, 2013

Peran yang Sempurna

 
"Hidup bukan skedar mengejar apa yg kita inginkan.Namun,bagaimana kita memainkan stiap peran kita dgn sempurna sampai batas waktu akhir ditentukan."-Antigoneo

C.H.O.I.C.E

 
Love me or Leave Me?
Never cry on other's choice that want to leave you.
Cry on, someone that love you sincerely..
As simple as that.

Own Home

 
Je... I hope that can find my own home so soon..
The place that I can share for
The reason that I work for
The dish that I cook for
Keep my heart warm and keep believe in Your way..

Big Price Ever


 
“Regret is a big price for bad decision”

Sebagai seorang sagitarian (hmmm... gak papa yah kambuh lagi untuk mengeneralisasi berdasarkan zodiak), Regret aka penyesalan gak pernah ada dalam kamus hidup saya. Suatu kegagalan selalu dianggap sebagai sebuah realita kehidupan yang bisa kita cari solusinya dan coba lagi sampai berhasil.
Entah kenapa, kali ini saya agak berpendapat di luar kebiasaan saya. Empat bulan terakhir, karena sebuah masalah hati betapa saya baru sadar dan menghayati yang namanya kegagalan yang berujung pada sebuah penyesalan. Kalau sudah ada kata gagal + menyesal, berarti saya menemukan sebuah kegagalan di mana saya gak bisa kembali untuk meraih lagi sampai dapat.
Kadang, yang namanya ujian hidup memang gak pernah dapat ditebak. Hal yang tadinya kita anggap sebagai sebuah masalah besar, ternyata bukan masalah pada ujungnya. Dan segala sesuatu yang awalnya manis belum tentu gak menyimpan sebuah masalah besar.
Sampai saat ini, saya merasa menyesal dengan keputusan saya untuk menjadi lebih keras melebihi batu. Betapa saya ingat, usaha orang lain yang ingin memperbaiki hubungan dengan saya, dan dengan sombongnya saya tolak mentah-mentah. Mungkin saat itu, saya sedang ada di atas angin dan begitu banyak kesempatan yang datang pada saya seakan bulan pun dapat saya gapai. Benar, salah satu benda angkasa itu saya dapat, namun apa yang terjadi setelah puluhan bulan euforia menjelajah angkasa? Benda angkasa itu, membiarkan saya jatuh ke bumi melewati dan terbakar atmosfer. Hingga tidak ada lagi sisa yang tertinggal. Hanya menjadi serpihan debu yang gak ada artinya lagi.
Di saat mencoba meramu kembali diri menjadi sesosok manusia berarti, saya mencoba untuk mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf kepada dia yang mungkin pernah saya sakiti hatinya. Dan cukup terkejut dengan apa yang menjadi respon yang muncul. Dengan penuh ketenangan tanpa menghilangkan antusiasme, dia kembali berusaha menenangkan dan menumbuhkan kembali nilai hidup saya yang sempat hilang. Masih sama seperti yang dulu dia lakukan kepada saya. Di saat itulah, I know that I've made very bad decision.
Memang sekarang ini, sudah tidak mungkin untuk saya kembali dalam kehidupannya. Namun, saya bangga dan bersyukur, boleh dan pernah mengenal orang seperti dia.
Sama seperti kata pepatah, “Something happen for a reason”.
Kalau saya dulu gak pernah memutuskan berpisah dengan dia, saya gak akan pernah merasakan kegagalan dan penyesalan ini yang saya yakini akan saya ingat dan menjadi pelajaran penting untuk saya dan masa depan saya.
Dan dari dia, saya belajar, tulus itu lebih terasa saat kita 100% bisa menerima orang yang mengecewakan kita apa adanya tanpa ada rasa dendam lagi dalam hati kita.
Have a nice day all.. Let fill our world with sincerity.. Sekian dan terima kasih..

Sunday, July 28, 2013

Next to You



Duduk tenang di sebelah dia, sembari mendengarkan pendapat dan pengetahuan tentang segala sesuatu seakan membuat sang waktu enggan berdetak.