Monday, February 07, 2011

Cinta dalam Pluralisme

Saya biru dia merah..
Dia hitam saya putih..
Kaya.. miskin.. cantik.. buruk.. jawa.. papua..

Mengapa terlalu terpaku akan banyaknya identitas itu?
Identitas diciptakan untuk mempermudah orang mengenali sesuatu..
Mereka diciptakan untuk mempermudah kita menyebutkan sesuatu..
Namun seringkali si identitas lebih banyak disudutkan dan dimasukkan dalam kotak untuk akhirnya malah membedakan.

Kalau saya merah..berarti saya bukan biru dan tidak akan berubah menjadi biru.. Padahal bila biru dan merah bersatu, dapat menjadi sebuah warna baru yang indah, yaitu ungu dan semakin menambah keragaman yang ada..

Entah apa yang telintas di dalam pikiranmu, saat kau ingin membunuh sang biru, agar dunia hanya berwarna merah..
Apa wujudnya dunia ini bila semua makhluk dan benda di dunia ini hanya memiliki satu warna..
Mungkin tak akan pernah ada matahari dengan sinar keemasannya..
Mungkin tak akan pernah ada rerumputan hijau yang menyapa segar di pagi hari..
Mungkin tak akan pernah ada pelangi dengan senyum me ji ku hi bi ni u-nya..

Mungkin tak akan pernah ada CINTA yang membuat hidup ini bergejolak dan penuh dengan warna..

Padahal.. Tuhan selalu mencipta dengan banyak keragaman..
Laki-laki diciptakan dengan perempuan, makhluk yang sungguh berbeda, untuk dapat memenuhi dunia ini dengan cinta dan keturunan..
Berbagai ras dengan beragam nilai rasa ada agar kebudayaan terus berkembang dipelajari oleh manusia, dan dapat belajar untuk saling bertoleransi

Sekilas, ingatanku melayang ke waktu 6 tahun lalu, di mana ada seorang laki-laki muslim yang menaruh rasa sayangnya terhadap diriku yang seorang nasrani ini..
Ingat jelas dalam ingatanku, bagaimana asyiknya kami saling memahami budaya dan tradisi masing-masing dalam merayakan beberapa hari raya yang kami masing-masing jalani..
Saling mengucap selamat atas hari raya dan ikut serta dalam perayaannya..

Sekilas pun aku teringat betapa senangnya teman-teman keturunan Tionghoa, bahwa mereka sekarang boleh merayakan Imlek dengan tenang dan penuh sukacita..
Dan tentunya.. kami pun yang tidak berdarah Tionghoa ikut senang, karena tentunya kami pun bisa menikmati libur tambahan disela-sela kesibukan pekerjaan kami.. Yahh.. karena Imlek sekarang menjadi salah satu hari libur nasional negara tercinta kami...
Dan bangganya saya menjadi warga Indonesia.. Kami di sini merayakan banyak Hari Raya Tahun Baru, yaitu Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Islam, dan Tahun Baru Imlek.. yang tentunya saja semakin menambah angka berwarna merah dalam kalender kerja kami..

Jadi.. tidak bisakah kita berpikir simple dan mensyukuri keberagaman yang ada di sekeliling kita
Dengan saling menghargai.. menghormati.. dan juga mencintai...
Karena dengan CINTA lah.. semua keberagaman itu akan terasa indah sebagai anugrah dari yang Ilahi...


Tulisan atas keprihatinan matinya Pluralisme di negara Indonesia tercinta ini..
Matinya rasa solidaritas dan tenggang rasa atas saudara sebangga dan setanah air
Khusus didesikasikan untuk teman-teman yang berjuang demi Cinta dalam keberbedaan. :)

No comments: