Dua minggu sudah berlalu.
Rasa gemetar dan derasnya aliran air mata
seakan tiada henti.
Entah mengapa, kesempatan itu benar-benar
sulit kudapatkan lagi. Aku tak tahu, mengapa kamu sampai semarah itu padaku?
Berkali kucoba cairkan suasana. Mencoba menjadi
air saat api mu begitu membara.
Namun entah, tersesat di mana rasa sayang dan
cinta yang sudah terjalin hampir 2 tahun ini.
Yang kudapat lakukan, berdoa dan berharap bila
rasa itu menemukan jalannya kembali.
Dalam hati kecil ini, aku masih merasakan
sayang dan cinta itu dalam hatimu. Namun mengapa kamu begitu tinggi gengsi
untuk mau memaafkan aku? Padahal, dulu kamu yang selalu menyadarkan dan membuat
aku mau memahami bahwa cinta adalah memaafkan dan menerima kembali.
Kamu tahu, mas..?
Saat kamu tak ada di sini, sesak rasa dada
ini. Menikmati hirupan oksigen saja rasanya aku tak mampu.
Ku dapat memahami, sulitnya hidup tanpa kamu.
Memang ku mampu menjalani aktivitas ku tanpa
kamu.. Namun, apalah rasanya, aku hidup tanpa jiwaku.
Ku sadari, jiwa ku butuh kamu..
Entah apa yang membuatku benar-benar
membutuhkanmu
Namun yang kutahu, jiwa ini hampa tanpa
dirimu. Kosong..
Bukan maksud aku untuk merajuk.. Namun, dengan
tulus harus kukatakan,
Aku Cinta Kamu..
To : Mas ADP (dengan nama samaran dalam blog Toni)