Sunday, March 27, 2011

My Confession

Beberapa waktu membiarkan diri ini bebas dengan romansa, ternyata dapat membuat otak ini bekerja dengan baik.

Diawali dengan mendengarkan sebuah lagu yang membuat otak ini berpikir logis, yaitu lagu yang dibawakan oleh Maliq & D’Essential berjudul ’Coba Katakan’ dan ’Mata Hati Telinga’. Saat itu, melalui sebuah acara musikal tahunan yang digelar oleh Java Musikindo aku mendengar lagu tersebut. Saat mendengarkan, sebuah tamparan besar mendarat pada hatiku. Setelah itu, coba kucari lagu tersebut melalui alat pencari lagu di internet untuk meresapi arti dari setiap kata dalam syair itu.

Aku tak ingin terus terdiam menanti harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini
-Coba Katakan (Maliq & D’Essential)-

Buka mata hati telinga
Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta
Yang kau inginkan tak selalu
Yang kau butuhkan mungkin memang yang paling penting
Cobalah untuk membuka mata hati telinga
-Mata Hati Telinga (Maliq & D’Essential)-

Lagu ini memaksaku untuk melakukan flashback ke waktu 3 bulan sebelumnya. Di mana saat itu aku baru saja memutuskan untuk tidak bersama dengan dia yang sudah 4 tahun bersamaku. Yang kuingat, tidak ada rasa sedih, kecewa, atau pun marah dalam hati ini. Yang ada hanya rasa hambar dan hampa.

Lalu, aku bertemu dengan kamu.. Yah kamu, dengan mimpi yang kupikir akan kamu tawarkan kepadaku. Saat itu, aku ingat betul bagaimana perasaanku mulai bodoh dan logikaku sama sekali tidak dapat berjalan normal dalam mempersepsikan perhatian yang kamu berikan itu. Sikap mu itu aku persepsikan sebagai sebuah pengharapan untuk ku. Yang dibelakang baru kusadari bahwa hal itu hanyalah sebuah egois ku saja untuk mencari sebuah romansa yang hilang. Yah, romansa 4 tahun yang tiba-tiba hilang seketika. Romansa yang seharusnya ada di sampingku dan temaniku menjalani hidup. Romansa 4 tahun yang terlanjur aku bunuh dan mati. Pencarian yang membuat kita berdua terjebak dalam romansa yang tidak seharusnya kita jalani.

Namun, sampai sekarang aku tak pernah mengerti apa yang ada dalam hatimu saat itu. Karena setiap romansa yang coba kubangun, kamu respon dengan sebuah perhatian dan harapan. Namun, aku tak akan pernah salahkan kamu atas sikapmu.. Tak akan pernah sedikit pun. Karena aku sadar, ini seluruhnya adalah kesalahan persepsiku. Karena saat itu tak kusadari bahwa hatiku sedang sakit dan hancur berkeping. Dan dengan segala egoisku, aku memaksa dirimu untuk mengisi rasa itu.

Dari awal pun aku sadar, tak mungkin menyuburkan harapan ini. Terlalu banyak yang berbeda di antara kita. Walaupun aku terlalu percaya diri dengan mengatakan dalam diri bahwa aku siap berjuang di atas perbedaan ini. Tetap saja, harapan itu hanyalah sebuah fatamorgana dalam pikiranku semata. Karena toh akhirnya kita tidak akan pernah bersama. Bukan karena perbedaan antara kita.. Tetapi karena memang harapan itu tak pernah ada.

Mungkin sampai sekarang, aku tak pernah mengungkapkan ini kepada kamu. Karena biarlah, rasa dan harapan itu terbang bersama asa ku. Sudah cukup bagiku dan segala kebodohanku menorehkan rasa tidak nyaman itu dalam hatimu.

Hanya satu harapanku, engkau menemukan tulisanku ini. Aku hanya berharap bahwa kesalahan ku dapat kamu maafkan dan tetap menjadikannya sebuah kenangan antara kita berdua. Kenangan akan sebuah kebodohan luar biasa yang aku lakukan.

Harapanku, kita dapat baik-baik saja kembali seperti dulu sebelum semua kebodohan ini ada.. Kembali saling menyapa tanpa adanya rasa.. Kembali saling membagi senyum simpul dengan segala ketulusan..


*Untuk kamu, yang pernah menjadi bulan dalam fatamorgana langitku...

No comments: