Setelah menunggu seminggu tanpa aktivitas menonton bioskop akibat sakit mata, akhirnya sahabatku nekat mengajakku pergi untuk menonton Mr. Holmes. Ternyata pamor sang detektif sangat bersinar, sampai-sampai aku hampir saja tidak mendapatkan tiket untuk melihat aksinya.
Siapa yang tak kenal tokoh khayalan Conan Doyle ini? Dalam setiap novelnya, Holmes digambarkan sebagai seorang detektif yang pintar dan selalu dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Tentu saja Sang Detektif selalu dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan cara yang unik. Dan tentunya semua orang ingin melihat bagaimana aksi sang detektif dalam menyelesaikan masalah.
Tadinya saya agak kaget, saat dalam film ini Holmes digambarkan sebagai seorang yang senang mengurung diri dengan ekperimen-ekperimen aneh yang dilakukannya. Sungguh berbeda dengan apa yang saya bayangkan, bahwa Holmes adalah seorang yang berdandan necis dan rapi dan senang bergaul dengan lingkungannya. Tapi tak apa, karena dalam film ini, Warner Bross mampu membuat sosok peneliti yang terkesan “nerd” ini menjadi sangat unik dan mengesankan.
Film ini diawali dengan adegan Holmes dan Watson, sahabatnya, yang berusaha untuk menggagalkan ritual sebuah sekte yang dipimpin oleh Lord Blackwood. Holmes dan Watson berhasil menggagalkan upaya Lord Blackwood yang akan membunuh korban wanita ke-lima untuk ritualnya. Keberhasilan Holmes dan Watson kontan menjadi buah bibir warga Inggris. Belum lagi, ternyata Lord Blackwood yang dianggap sebagai dalangnya pun dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Namun ternyata, cerita tidak berakhir sampai di sini.
Beberapa hari setelah hukuman dilaksanakan, diberitakan bahwa Lord Blackwood bangkit dari kubur yang disaksikan oleh penjaga makam. Jadilah Holmes dan Watson dimintakan pertanggungjawabannya atas kejadian ini. Reputasi mereka berdua pun dipertanyakan. Apalagi Watson yang seorang dokter yang memeriksa keadaan lord Blackwood yang setelah hukuman gantung dinyatakan telah mati. Namun, bukan Holmes namanya kalau tidak bisa menguak misteri tersebut.
Dari awal sampai akhir film, semua adegan sangat menarik dan penuh ketegangan. Yang paling menarik dari film ini, Holmes tak segan-segan untuk menjelaskan serangkaian cara berpikirnya yang sistematis dalam menghadapi lawannya. Contohnya saja, saat dia harus melumpuhkan penjaga gedung yang dipakai oleh Lord Blackwood untuk ritualnya. Holmes selalu memperkirakan dengan rinci apa saja yang akan dilakukannya dan apa akibatnya bagi sang lawan. Sungguh pola berpikir seorang peneliti sejati.
Selain itu, yang membuat film ini sangat menarik adalah, persepsi penonton terhadap batas ilmu pasti dan ilmu hitam. Dari awal film digambarkan bahwa Lord Blackwood adalah seorang “dukun” yang dengan ilmu hitamnya mampu berbuat apa saja. Namun, di akhir film, ternyata dia tak berbeda dengan Holmes yang juga seorang peneliti dalam bidang ilmu pasti. Bahwa semua keajaiban yang dilakukannya adalah hasil dari ekperimen yang dilakukannya.
Dalam film ini, penonton juga diajak seakan-akan menjadi seorang detektif yang dapat mengidentifikasi semua hal-hal yang muncul dalam film. Di film ini, sutradara tak segan-segan membocorkan sedikit rahasia atau petunjuk-petunjuk dalam kasus ini dan membuat penonton seolah tahu apa yang akan terjadi. Saat menonton film ini, indra dan persepsi saya benar-benar “digempur” oleh serangkaian petunjuk. Seolah-olah saya adalah Holmes yang mampu memperkirakan apa yang dilakukan oleh lawan selanjutnya. Sungguh sangat menarik dan penuh ketegangan tentunya.
Dan yang seru adalah kepekaan Holmes akan segala sesuatu. Menjadi menarik saat Holmes dibawa kepada ketua sekte Lord Blackwood, yang ternyata adalah ayah dari Lord Blackwood. Untuk menemui sang ketua, mata Holmes harus ditutup agar tidak mengetahui ke mana dia akan dibawa. And guess what ???? Holmes exactly know where did they go. Menjadi sebuah ironi yang sangat menggelikan untuk kelompok yang menculiknya bahwa apa yang mereka lakukan untuk mengelabui Holmes sia-sia…
Bravo Sherlock Holmes !!!