Sebagai seorang sagitarian (hmmm... gak papa
yah kambuh lagi untuk mengeneralisasi berdasarkan zodiak), Regret aka penyesalan gak pernah ada dalam kamus hidup saya. Suatu
kegagalan selalu dianggap sebagai sebuah realita kehidupan yang bisa kita cari
solusinya dan coba lagi sampai berhasil.
Entah kenapa, kali ini saya agak berpendapat
di luar kebiasaan saya. Empat bulan terakhir, karena sebuah masalah hati betapa
saya baru sadar dan menghayati yang namanya kegagalan yang berujung pada sebuah
penyesalan. Kalau sudah ada kata gagal + menyesal, berarti saya menemukan
sebuah kegagalan di mana saya gak bisa kembali untuk meraih lagi sampai dapat.
Kadang, yang namanya ujian hidup memang gak
pernah dapat ditebak. Hal yang tadinya kita anggap sebagai sebuah masalah
besar, ternyata bukan masalah pada ujungnya. Dan segala sesuatu yang awalnya
manis belum tentu gak menyimpan sebuah masalah besar.
Sampai saat ini, saya merasa menyesal dengan
keputusan saya untuk menjadi lebih keras melebihi batu. Betapa saya ingat,
usaha orang lain yang ingin memperbaiki hubungan dengan saya, dan dengan
sombongnya saya tolak mentah-mentah. Mungkin saat itu, saya sedang ada di atas
angin dan begitu banyak kesempatan yang datang pada saya seakan bulan pun dapat
saya gapai. Benar, salah satu benda angkasa itu saya dapat, namun apa yang
terjadi setelah puluhan bulan euforia menjelajah angkasa? Benda angkasa itu,
membiarkan saya jatuh ke bumi melewati dan terbakar atmosfer. Hingga tidak ada
lagi sisa yang tertinggal. Hanya menjadi serpihan debu yang gak ada artinya
lagi.
Di saat mencoba meramu kembali diri menjadi
sesosok manusia berarti, saya mencoba untuk mengumpulkan keberanian untuk
meminta maaf kepada dia yang mungkin pernah saya sakiti hatinya. Dan cukup
terkejut dengan apa yang menjadi respon yang muncul. Dengan penuh ketenangan
tanpa menghilangkan antusiasme, dia kembali berusaha menenangkan dan menumbuhkan
kembali nilai hidup saya yang sempat hilang. Masih sama seperti yang dulu dia
lakukan kepada saya. Di saat itulah, I
know that I've made very bad decision.
Memang sekarang ini, sudah tidak mungkin untuk
saya kembali dalam kehidupannya. Namun, saya bangga dan bersyukur, boleh dan
pernah mengenal orang seperti dia.
Sama seperti kata pepatah, “Something happen
for a reason”.
Kalau saya dulu gak pernah memutuskan berpisah
dengan dia, saya gak akan pernah merasakan kegagalan dan penyesalan ini yang
saya yakini akan saya ingat dan menjadi pelajaran penting untuk saya dan masa
depan saya.
Dan dari dia, saya belajar, tulus itu lebih
terasa saat kita 100% bisa menerima orang yang mengecewakan kita apa adanya
tanpa ada rasa dendam lagi dalam hati kita.
Have a nice day all.. Let fill our world with
sincerity.. Sekian dan terima kasih..
No comments:
Post a Comment