“Lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati”
Ungkapan ini, mungkin sangat sering kita dengar dan seringkali kita jadikan guyonan dengan teman-teman.
Anyway.. ngobrol tentang sakit gigi, sudah hampir 3 tahun saya menggunakan kawat gigi.
Which is, untuk semua orang yang pernah pakai kawat gigi pasti tahu persis deh rasa penyiksaaannya. Hehehe..
Beberapa minggu lalu, demi merapikan gigi bagian atas, atas persetujuan saya dokter terpaksa mencabut 2 gigi saya supaya masih ada ruang gerak untuk gigi yang lainnya sehingga mudah untuk dirapikan.
Setelah hampir 1 bulan setelah pencabutan gigi, mulailah penyiksaan selanjutnya dimulai. Untuk merapikannya, gigi bagian atas dipasang semacam per pendorong agar gigi bisa bergerak mundur ke belakang. Belum puas dengan memasang per, dengan sadis si dokter memasang semacam karet penarik agar gerak mundur si gigi lebih cepat lagi. And this pain feel like hell.
Ahhh, ada-ada saja ide si dokter kali ini, pikirku. Ditambah lagi dengan narasi-narasi pengantar dari dokter,
“Nanti setelah dipasang per dan karet penariknya, besok siap-siap gak bisa makan lagi yah. Rasanya pasti luar biasa sakit. Yah.. ini gigi kamu bandel. Pakai 1 treatment pasti lama geraknya. Jadi kita dobel yah. Gigi akan didorong dari depan plus ditarik dari belakang. Sakit nya biar sekalian. Saya bilang ini ke kamu dari awal, biar kamu gak cerewet sakit gigi sama saya.”
Dan sepulang dari dokter, mulailah kekhawatiran saya. Betapa tidak, dalam 1 bulan terakhir saja bobot badan saya sudah berkurang cukup signifikan. Apa alasannya? Sudahlah tidak perlu diceritakan lagi, cukup baca blog-blog saya sebelumnya.
Pagi ini.. gigi bagian atas saya sudah mulai berkontraksi..
Hmm.. well it’s really super duper painfull.
Selain harus berjuang menahan derita setelah gigi dicabut, sekarang derita ini bertambah dengan gaya tarik-dorong si gigi.
Seketika ada rasa penyesalan dalam hati. Kenapa kemarin milih setuju untuk cabut gigi yah.. (Hahahaha.. as ussual yah penyesalan selalu datang terlambat kan. Kalo datang duluan namanya PENDAFTARAN kan yahhhh.. bahahaha).
Tapi ajaib sekali lohhh.. Dari kejadian ini, saya seakan mendapat wangsit / insight yang cukup menyemangati (at least buat diri saya sendiri).
Well.. treatment gigi ini emang menyakitkan banget. Tapi mungkin dengan peristiwa dicabutnya 2 gigi saya serta aksi tarik-dorong ini menyadarkan saya. Hidup memang mungkin gak semulus yang dibayangkan. Banyak aksi dan pengambilan keputusan yang kadang menyakitkan. Seperti gigi yang mau dirapikan, harus dicabut untuk memberikan ruang gerak agar lebih leluasa untuk dilakukan banyak aksi perbaikan. Dan tentunya setiap aksi perbaikan gak semudah yang kita perkirakan.
Sama seperti hidup kita..
Saat semua seakan terlalu berhimpitan dan menumpuk, mungkin kita perlu mengambil keputusan ektrim untuk memberikan ruang gerak pada sebuah atau beberapa buah perubahan besar dalam hidup kita. Sakit? Pastinya. Menyebalkan? Sudah tentu.
Namun, bila kita mengingat kembali tujuannya yaitu untuk suatu hal yang lebih baik, I think that could be more than worth it.
No comments:
Post a Comment